Don't Judge a book by it's cover

Photo by Peter Skadberg from FreeImages
Kamis sore, 9 Des 2010
Perum Mangunjaya Indah II Wakala Daffa, Tambun

Langit mulai remang-remang, mendung menyelimuti langit, jarum jam sudah di angka 5.45 sore.
Aku bergegas meninggalkan perum mangunjaya indah II tambun selatan, wilayah yang baru aku jejaki satu jam yang lalu itu masih terasa asing.....


Karena tidak ada mobil angkutan yang masuk, dan untuk mencapai jalan raya cukup gempor bila ditempuh dengan berjalan kaki, maka satu-satunya cara adalah mencari ojek motor. Celingak celinguk, tengok kanan tengok kiri, nah di depan ada motor menuju kemari, style tukang ojek nih, tanganku melambai sambil mulut monyong membentuk kata ojeg.
Si abang tersenyum dan berhenti untuk memutar motornya, mendekat kemudian membuang rokoknya ke trotoar.

"Depan ya bang!", mengamati si abang ojek sebentar kemudian naik sambil sedikit menyesal kenapa nyetop dia,  haduh nih si Abang tampangnya syerem abis, kayak pembunuh berantai yang suka mutilasi korbannya..hiiii, mana item-item lagi, jaket kulit item, celana item, badan item...tempat asing begini udah mulai gelap klo di bawa ke tempat sepi pegimane niiih..duh Gusti Allah mohon perlindunganMU.

Eh ternyata jalur yang di tempuh memang menuju ke jalan raya meski beda dengan waktu datang tadi, perjalanan yang pendekpun dipakai chit chat sedikit soal jalan yang rusak dan sebagainya.

Akhirnya sampai juga di pinggir jalan raya Tambun, Alhamdulillah, turun dari ojek aku  merogoh-rogoh tas bututku dan menemukan 2 lembar 2000an dan se lembar 1000an lusuh. "Ni bang" tanganku menjulur menyerahkan ongkos, si abang bukannya mengambil uangnya malah memutar motor sambil tersipu malu "gak usah neng simpen aja", "Astagfirullah...bukan tukang ojeg ya bang, haduuuh maaaap ya bang, saya kira tukang ojeeek, makasiiiiiih ya baaang"
saat itu juga aku jadi pingin nyanyi ... " ah aku malu...aku malu..."

Komentar