Berburu Rumah Idaman - 3

Harap-harap cemas menunggu hari sabtu yang masih 4 hari bun melanjutkan browsing, cari-cari lagi yang lain sambil ngecek lokasi kavling yang mau kami datangi sabtu nanti lewat google map tapi gak ketemu kekekekekek, jadi tambah cemas deh. Ternyata hari kamis subuh abi sakit kepala gak bisa bangun mungkin karena beberapa hari pulang malam. Siang harinya setelah abi agak enakkan bun ajak nengok lokasi kavling. Bun telp agennya dulu untuk bikin janji.

Sepanjang jalan, setiap melewati perumahan  abi Tanya, yang ini bun? Bukan masih terus. Yang ini bukan bun? Bukan kayaknya masih terus deh..jadi gak enak sama abi, habis sakit kepala di paksain hunting rumah panas-panas, sampai jalan cor-coran habis kami juga belum sampai, setelah kurang lebih 5 kilo dari stasiun KA Tambun baru kami sampai di lokasi, ended up in the middle of nowhere, hemmmm pantes di google map dan wikimapia gak ketemu :P.

Di lokasi kami bertemu dengan agen perumahan yang memasang iklan. Beliau langsung mengajak melihat salah satu rumah kavling yang baru selesai di bangun. Berusaha meyakinkan kami bahwa rumah yang nantinya dibangun akan lebih bagus kualitasnya di banding rumah lain yang lebih dulu berdiri dan sudah di tempati yang kata beliau adalah bikinan tenaga borongan dari BTN, sedangkan yang kavling beda langsung dari pengembang. Kami kemudian ngobrol-ngobrol "di kantor pemasaran" dengan agen pemasaran dan di pertemukan dengan engkong yang katanya adalah pengembang kavling. Karena tidak ingin kehilangan kesempatan memiliki tanah dan rumah sendiri, setelah menimbang  positif dan negatifnya, membandingkan dengan harapan dan kemampuan yang sudah kami setting di langkah 1 dan 2 :
  • Setting rumah yang mau di cari dengan cicilan 1.2 jtan -->  Dapetnya cicilan 1.3 Jt/bulan. 
  • Paling rumah second/baru 36/72 atau rumah 22/60 x 2 atau cari tanah kavling yang bisa di kredit jadi bisa bangun rumah sesuai rancangan sendiri, soalnya bun pingin banget bikin rumah bambu. --> Pas sesuai keinginan, jadinya ambil kavling 22/60 x 2. Rumah bisa disain sendiri, Insya Allah suatu saat bisa bikin rumah bambu,
  • Kriteria lain yang abi pingin dan pas juga sama harapan bun kalau bisa agak di daerah kampung yang masih banyak pepohonan dan kurang polusi, biar bisa ngangon kelinci dan kambing, pasti Aisyah suka --> lokasi 1 kiloan dari peradaban, jauh dari pabrik dan tau nggak disana ternyata bertebaran sapi dan kambing…dan semenjak datang Aisyah ribuuuut aja ngajak ngejar kambing mau pegang, dia enjoy banget. 
  • Pinginnya di bilangan bekasi timur biar gak  jauh dari mama -->  yah emang masih di Bekasi timur itungannya, setting nya kurang spesifik nih, harusnya ditulis radiusnya ya….wuehehehe. 
  • Deket tol biar abi mudah berangkat kerja --> gak deket-deket amat sih, kurleb 8 Km boo..ngelewatin pasar dan stasiun kereta api…fiuuh kalau jadi tinggal disitu perjuangan abi semakin luar biasa. 
  • Deket Mall/pasar biar bun dan Aisyah gampang klo mo belanja-belanja :P.  --> Gak deket mall blass…tapi pasar Cuma 2 kiloan.
  • Deket Kolam renang biar bisa sering renang --> Dikelilingi 3 kolam renang …he he he…suka 
  • Pake cara yang lurus-lurus aja --> Alhamdulillah kalau ambil disini kita gak perlu bohong, dan prosesnya mudah banget, subhanallah, dan semoga gak dibohongi.
Bener ya kata orang, you have to really careful to what you ask for, hampir semua kriteria yang kami minta terpenuhi, meskipun agak meleset sedikit dari perkiraan, tapi bisa jadi karena memang gak spesifik mintanya atau menurut Allah itulah yang terbaik. Dan kami putuskan untuk bayar booking fee hari itu juga. Finally.

Tulisan ini bukan untuk berbangga apa lagi berniat menyinggung  orang lain. hanya ingin berbagi syukur dan semangat terutama kepada saudara dan kawan-kawan yang sedang menjalani perjuangan yang sama. Jangan patah semangat, semua ada waktunya.

Kami bercita-cita, kami meminta pada yang Kuasa, Kami memperjuangkanya, kemudian Kami Pasrah, biasanya sih di kasih kadang instan, kadang lama, kadang di ganti dengan hal lain yang lebih baik dan akhirnya kami bersabar (kadang senewen juga ding he he he) dan bersyukur. 

Komentar